28 April 2008

Rumah

buat sahabat terkasih, pemburu.. ;)

Hatiku resah,
Gelisah,
Mencari rumah,
Sedangkan mahligai sudah tersedia,
Di hadapan mata yang enggan melihat,
Telinga yang degil mendengar,
Hati yang kusam menerima.

Aku cuma mahu bebas,
Dari penjajah fikiran yang kolot!
Aku cuma mahu bebas,
Dari kekangan manusia yang jumut!

Apa yang terbaik untukku,
Hanya Allahu Rabbi yang tahu,
Namun aku mengatur langkah,
Agar tidak tersadung padah.

Maafkan aku wahai sahabat,
Andai degilku merobek jantungmu,
Andai bobrokku menghiris perutmu,
Andai angkuhku menikam hatimu.
Namun aku mahu tinggal,
Di rumah nan indah,
Kan terjalin ukhuwah fillah,
Kan terbentuk akhlak yang sihah,
Kan terlahir bihah solehah,
Yang akan membawaku kelak,
Ke rumah yang lebih kekal,
Di mahligai nan indah,
Di Firdausi al-Jannah...

-gabbana-

27 April 2008

Italy: Pictures worth of thousand words...

Here are some pictures which, I think, are worth sharing. I took them in Italy. Note that I am NOT a qualified photographer! Hehehe ;p In fact, these photos are captured using my IXUS 75 je (it's an awesome camera though!), and not another SLR or whateva... So hey, enjoy! ;)



The corridor heading for the Sistine Chapel, Vatican City.

The pantheon at night, Rome.


Colosseum, Rome.


Colosseum, from a different perspective.


Night at the Colosseum.



Venetia, the city of Romance.



Gondolas in Venice.


Humans and pigeons, Venice.


Just love this picture. Lido, Venice.

The leaning tower of Pisa.


Green green grass of Pisa.


Black, White and Red. Pisa.

-gabbana-


Maut

Suatu teman bernama ajal,
Suatu lawan bernama mati,
Keduanya serupa,
Suruhan Tuhan sejak azali.

Suatu teman bernama ajal,
Suatu lawan bernama mati,
Keduanya serupa,
Azab sakit tidak terperi.

Suatu teman bernama ajal,
Suatu lawan bernama mati,
Keduanya serupa,
Tidak tersangka datang dan pergi.

Keduanya serupa,
Suatu kepastian,
Yang pasti akan datang,
Tiada tempat untuk berlari,
Menyembunyikan diri.

Seorang teman bernama ajal,
Seorang lawan bernama mati,
Keduanya serupa,
Keduanya maut yang hakiki...

-gabbana-

26 April 2008

The hottest day since.... I can't even remember since when!

*sigh* Ok, probably i shouldn't be sighing. But it's true, today is SO freakin' HOT...! My thermometer on my Vista tells me it's 20°C at the moment... Yet i feel as if it's even hotter than that!!

The last time i felt this hot (ahaks! It doesn't sound rite huh?? ;p) was a week ago, when I was in Rome. But I am certain it wasn't this hot either... For the first time since I came here in October, I was able to wear just a t-shirt without any jacket or even jumper, when I went out just now! And still, I was sweating...! Ok, perhaps I was carrying some heavy stuff and they were literally hundreds of people out there enjoying the once in the blue moon weather, so it made things even more worst. But hey, trust me, it was HOT! The sun shone brightly and the heat, well, okla, I'd say it was somewhat pleasant... =)

Typical of a human being eh? Bila sejuk mintak panas. Bila panas macam nie, rindu pulak time sejuk-sejuk dulu... Hehehe... X pernah nak bersyukur! Haila...

I wonder how hot it will be during the real summer... Must be much worst than this!

-gabbana-

Lets jog!

Apparently, jogging is the ONLY sport that i am capable of doing so at the moment. Not that I am a sportsman at all... ;p Back in Malaysia, I was an avid swimmer (note 'was'), which is my favourite healthy leisure activity. And it has been proven that swimming is the best sport of all! Here in London, I couldn't help myself but to feel sad that I cannot swim, properly and often-ly. Hey, I can't afford to pay the monthly fee for some freakin' health club, can I?? And you couldn't certainly expect me to jump into the Thames and swim across it...? That's a definite no no.

So I bought my jogging shoes a couple of months ago. It's a Reebok Ventilator, limited edition, all the way from the States. Hehe.. But I am certainly happy and satisfied with my purchase! Well, if you really are serious about becoming healthy, some proper investments here and there shouldn't be a problem ayte...? =) And I did buy a new pair of track bottom, because I only had one at that time.
My route is a typical one. I usually jog from Tate Modern heading for Embankment bridge and then I turn back. Or sometimes I jog using the St. Paul's route, I'd call it. Then I head for LSE and go back to my place using the Temple road along Thames river. But lately, I manage to improve my route. Instead of stopping at the Embankment bridge, I'll stop at the Westminster bridge, before continuing again along the Thames. Ah, I just love jogging along the river...! Besides the straight path it provides, the view also helps me a lot, otherwise I'll feel bored and that certainly affects my stamina!

I have a jogging partner, but apparently, so far we only jogged together twice! (hahaha, don't be angry mate! ;p). But it did make a difference. Jogging alone and with somebody I mean. Somehow, you'll feel your stamina becomes stronger if you have someone to jog with. Probably you'll focus more on talking and gossiping instead of the road ahead! Yeah, that's why! ;)

I am a health conscious person, I admit that. And at the moment, I am having a crisis with my tummy! Aaaarrrggghhhh! I have tried everything, from push-ups to sit-ups, jumping to gym-balling! But so far, the effects are minimal. *sigh* That's why I am kinda serious with my jogging routine. I'll jog 30-40 minutes every session and 2-3 times a week. Ah, how I wish can jog every single day!

But hey, I have one good news for myself! I certainly feel healthier now, compared to when I first arrived here. =) And my stamina has also improved. Well, I hope I can stay healthy, even when I am back in Malaysia! (Geez, with all the nasi lemak and roti canai and teh tarik and what not, I might find it VERY difficult to do...)

-gabbana-

22 April 2008

Nafsu nafsi

Adalah diberitakan ketika mana nafsu diciptakan oleh Tuhan Robbul A'lamin, ia direndam di dalam neraka Jahim sebanyak TIGA kali.

Sejurus selepas kali pertama ia direndam, nafsu dihadapkan kepada penciptanya dan ditanya, "Hai nafsu, siapa kau dan siapa aku?" Nafsu lantas menjawab, "Kau kau dan aku aku."

Lantas Tuhan Robbul A'lamin merendam nafsu sekali lagi ke dalam api Jahim yang membara selama 300 tahun dan nafsu ditanya lagi, "Hai nafsu, siapa kau dan siapa aku?" Nafsu menjawab, "Kau kau dan aku aku."

Nafsu direndam lagi ke dalam neraka Jahim buat ketiga kalinya dan selepas itu ditanya lagi oleh Tuhan Robbul A'lamin, "Hai nafsu, sekarang kau siapa dan aku siapa?" "Akulah nafsu dan Engkaulah yang menjadikan aku," jawab nafsu.

Maka mahukah kita menjadi hamba nafsu, yang setelah dihumban ke dalam api neraka yang panasnya tidak terjangkau oleh fikiran manusia, bukan sekali dua, tetapi TIGA, baru mahu tunduk patuh kepada Tuhan Robbul A'lamin?

-gabbana-

20 April 2008

renungan

boleh jadi tajamnya kata itu lebih bermakna dan berkesudahan dari tajamnya yang merobek luka jasmani.
umpama dari rahman shaari, berbunyi:

Nanti Berbalik Pada Siapa

nanti berbalik pada siapa
kalau tiada debar malam pertama
masing-masing telah biasa.

ringkas tapi dalam. kemahiran yang dilupuskan dan pupus.
menguntai makna, menyentak rasa dan jiwa

18 April 2008

dagang

Sabda Rasulullah sallallahu'alaihiwasallam:
بداء الإسلام غريبا فسيعود غريبا كما بداء فطوبى للغرباء
yang bermaksud:
Islam mula tersebar dalam keadaan dagang, dan ia akan kembali dagang pula. Maka beruntunglah orang-orang yang dagang. H.R. Muslim

so what is our take on this?
are we going to fulfill this prophecy? are we going to be the ones who are, with our very own hands, make Islam alien, just as how it used to be upon its revelation?
pray that we will not be the ones.
but before praying, look at the damage and isolation Islam is facing today.
how Islam is treated in Europe, let alone the rest of the world.
at this rate, we know what is going to happen.

and I stand grounded on my view that it is us Muslims who are letting this degradation and alienation of Islam happen on an uncontrolled rate.
Children of Islam,
....gigitlah sunah-sunah itu dengan gigi geraham dan jauhilah perkara-perkara yang baru (bid'ah) yang diada-adakan, kerana sesungguhnya tiap-tiap bid'ah itu adalah sesat....
[
H.R. Abu Daud dan Tirmizi]

summum bonum

i find great honour to assert that the Western argument that the summum bonum points in the direction of mutual exclusivity between the physical and moral fulfillment is just absent in Islam. and as Islam actually integrates both as admissible to be an identity of each other, I am befuddled and bewildered by the silence on the part of the academicians who must have noticed how this pattern of the absence of 'opportunity cost', to use the economics allusion, but still fail to bring this to the attention of the general public.
I wish that this will soon be realised by many in the Western academic world and Islam will be considered as the ultimate option in which the dilemma of the mutually exclusive nature of the summum bonum is finally reconciled.

7 April 2008

Warkah dari Palestin, buat Muslimin

Ke hadapan saudara-saudara Islamku di alam sana,
Tidakkah kalian kasihan akan diri kami, anak-anak Palestin, yang saban hari senantiasa hidup dalam ketakutan, mengira detik dan saat menanti maut menjemput dek kebinatangan tentera Zionis? Tidakkah kalian semua berasa simpati, walau sedikit, akan diri kami anak-anak Palestin, yang sudah dikira cukup bertuah seandainya pada hari ini kami dapat ke sekolah tanpa perlu meniarap tertunduk mengelak peluru-peluru sesat Yahudi laknatullah? Dan tidakkah kalian sedih, tiadakah sedikit pun perasaan hiba menyentuh kalbu dan sanubari menyaksikan diri-diri kami diperlakukan seperti sampah, rumah-rumah kami diroboh, abang-abang kami dicaci dan disepakterajang, kakak-kakak kami diperkosa, ibu dan bapa kami ditembak sesuka hati??

Ya ayyuhal Muslimun,
Aku merupakan anak jati Palestin, dilahir dan dibesarkan di sini. Saat aku menerjah keluar dari rahim ummiku, lantas kalimah suci azan dilaungkan di telingaku, abbiku menamakan aku Ahmed Yassin, sempena wira yang sangat kami sanjungi lagi kagumi, As-Sheikh Ahmed Yassin, dengan harapan aku akan membesar menjadi sepertinya, atau setidak-tidaknya memiliki semangatnya yang cukup hebat dalam mempertahankan dan memperjuangkan nasib kami yang malang di bumi sendiri. Ternyata pilihan abbi itu tepat. Seawal usia 5 tahun, aku sudah mula keluar di jalanan, menyertai rijal Palestin yang gagah hati dan perkasa iman, bersenjatakan batu dan perasaan, membara dan tekad untuk menghalau keluar penjajah persetan. Biarlah senjataku hanya kerikil-kerikil jalanan. Biarlah aku tidak punya M16 atau pelancar roket atau bazooka. Biarlah aku ditertawakan oleh Zionis laknat di dalam kereta-kereta kebal dan perisai mereka. Biarkan. Kerana aku tahu, Allah dan para malaikat-Nya sentiasa bersama. Kerana aku arif, jika aku cedera berdarah dan mati menyembah, setiap titik cecair merah yang keluar dari mulut, badan, liang segala rongga lantas gugur menyentuh bumi akan melenyapkan dosa-dosaku yang silam. Dan kerana aku sedar, seandainya aku gugur memperjuangkan tanah air tercinta, demi mempertahankan maruah agama dan al-Aqsa yang mulia, untukku pintu syurga dibuka seluas-luasnya. ALLAHU AKBAR!

Ya ayyuhal Muslimun,
Tanggal 22 Mac 2004 merupakan tarikh bersejarah buat Sharon dan anjing-anjingnya, namun berdarah buat kami anak-anak Palestin. Bapa dan wira kami yang tercinta, as-Syahid Sheikh Ahmed Yassin dibedil bukan dengan senjata ringan, bukan juga bom tangan. Tetapi Israel, yang kononnya cintakan kedamaian dan bencikan keganasan itu memilih untuk mengakhiri riwayat as-Sheikh dengan menembaknya menggunakan misil Hellfire, tatkala beliau baru sahaja selesai menunaikan solat Subuh. Alangkah kejamnya manusia! Tubuh as-Sheikh, ah, tidak sanggup untuk aku menggambarkannya... Betapa aku tidak sanggup menyaksikan kesudahan hidup seorang insan yang cukup mulia. Betapa aku tidak menyedari air mata laju membasahi pipi apabila abbi membawaku bersama melihat cebisan-cebisan tubuh as-Sheikh yang dibalut dengan kain putih. Alangkah! Namun aneh, wajah as-Sheikh sedikit pun tidak menggambarkan kesakitan saat kematian, saat Izrail malaikatul maut datang menghulurkan tangan. Aneh, terukur sekuntum senyum, cukup manis di bibir as-Sheikh walau hancur seluruh tubuh. Aneh, tatkala jasad as-Sheikh diangkat dan dijunjung tinggi, hidung kecilku diterjah haruman semerbak kasturi, seenak baiduri. SUBHANALLAH! Moga as-Syahid tergolong di kalangan orang-orang yang diredhai-Nya, dan itulah yang acapkali aku panjatkan ke hadrat Allahu Robbul A'lamin.

"Irji'i ila robbiki rodhiyatam mardhiyyah..."

Ya ayyuhal Muslimun,
Belum pun kering air mataku meratap pemergian as-Syahid, belum pun sempat seduku meraungi kehilangan seorang wira agama dan bangsa, pengganti as-Sheikh Ahmed Yassin, Abdul Aziz ar-Rantisi pula diragut nyawanya. Benar, ajal maut di tangan Allahu A'zza Wajalla. Benar, Izrail a'laihissalam telah ditugaskan oleh Tuhan Pencipta Alam untuk mencabut ruh dari jasadnya. Namun yang memilukan hati dan jiwa adalah bagaimana Almarhum pergi meninggalkan kami semua. Zionis celaka itu sekali lagi memainkan tangan-tangan jahanam mereka memasang perangkap dan onar, mendalangi rancangan keji untuk membunuh ar-Rantisi. Innalillah... Hamas hampir sahaja pincang, kecundang. Manakan tidak! Dua insan pendukung utama gerakan itu pergi meninggalkan dunia yang fana ini dalam masa tidak sampai dua purnama! Bayangkan sahaja seandainya kedua ibu bapa kalian pergi menziarahi alam barzakh tidak kembali, bersama-sama? Begitulah keadaan kami seawal pemergian dua tokoh, dua wira, dua guru yang amat kami sayangi dan sanjungi...

Ya ayyuhal Muslimun,
Di mana kalian ketika Hamas bangkit untuk membalas dan menuntut kematian dua wira agama?? Di mana kalian ketika kami benar-benar memerlukan bantuan?? Di mana kalian ketika Zionis melancarkan serangan balas yang jauh lebih hebat skalanya?? Di mana...? Di mana??? Ya benar, kalian tidak perlu datang ke sini berjuang bersama kami... Ya benar kalian tidak perlu mengirim membekalkan senjata api kepada kami... Ya benar kalian tidak perlu membaling batu dan besi ke arah binatang bernama Zionis Yahudi. Namun adakah cukup hanya dengan kalian melaung-laung slogan anti-perang dan anti-keganasan?? Adakah cukup hanya dengan memakai baju-baju berbara tertulis segala macam perkataan mengutuk Zionis dan menuntut al-Quds?? Adakah cukup hanya dengan mengadakan protes dan tunjuk perasaan di hadapan kedutaan anjing-anjing Israel?? Ada kalian mendoakan kesejahteraan kami setiap kali selepas solat harian? Ada kalian memanjatkan kepada Allah ar-Rahman agar dikurniakan ke atas kami kekuatan dan kesabaran, dan dicampakkan kelemahan dan ketakutan ke dalam hati-hati musuh kalian? Dan ada kalian menghulurkan bantuan wang, makanan dan pakaian kepada saudara-saudara kalian di Palestin ini?? Sesungguhnya kami di sini tidak berdaya melawan Israel berseorangan. Kami tidak punya kekuatan dan alatan untuk menentang kereta-kereta kebal, helikopter dilengkapi peluru berpandu dan askar-askar serba moden... Di kala Saudi sibuk menjual minyak-minyak mereka kepada Amerika, kami di sini menderita tanpa ubatan dan makanan yang secukupnya. Di kala Malaysia pesat membangunkan Putrajaya, Cyberjaya dan terus berjaya, kami di sini terus diseksa bagai hamba nan hina. Dan ketika mana Dubai terus alpa dengan pencakar langit dan bangunan mewahya, kami di sini terus dibunuh tanpa dunia menghiraukannya. Di mana kalian....? Di mana???

Ya ayyuhal Muslimun,
Lupakah kalian akan hadith kekasih Allah, Muhammad ibn Abdullah Rasulullah SAW, bahawa umat Islam itu bersaudara? Lupakah kalian akan hadith baginda SAW, bahawa umat Islam itu bagai sebuah tubuh badan; satu anggota kesakitan maka kan sakitlah keseluruhan? Dan tidakkah kalian gentar, ketika mana kalian menghadap hakim al-Adl di mahkamah keadilan Mahsyar, tatkala kalian sudah yakin akan menerima buku perhitungan dengan tangan kanan, kami bangkit mempersoalkan? Tidakkah kalian khuatir seandainya di hari perhitungan kelak, anak-anak Palestin seperti aku, atau Muhammad Salim yang mati ditembak di kepalanya, atau Abdullah Muslim yang saat-saat akhir kehidupannya adalah di bawah roda kereta perisai, atau Nur Salamah yang diperkosa tanpa belas manusia, menuntut hak mereka sebagai saudara seIslam kalian??

"Am hasibtum antadkhulul jannah...?
Padahal belum datang kepadamu ujian seperti yang datang kepada orang orang sebelum kamu?"

"Am hasibtum antadkhulul jannah...?
Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar?"

Am hasibtum antadkhulul jannah...??

Ya ayyuhal Muslimun,
Aku masih ingat, begitu jelas dalam ingatanku, tanggal 10 Ramadhan tahun 1425 Hijriah. Hari itu Hamas menyeru seluruh penduduk Palestin, tidak kira usia atau jantina, berharta atau papa, untuk keluar dan berjuang bersama-sama mereka, mengajar Zionis bahawa kami bukanlah bangsa yang bisa dipijak kepala sewenangnya. Biar pun berpuasa, menahan lapar dan dahaga, nafsu dan hawa, itu bukan suatu rencana untuk mengelak daripada melancarkan jihad yang mulia. Ah, lupakah kalian akan pengorbanan Rasul kekasih Allah dan para sahabah? Peperangan mereka bukan sekadar pada bulan Ramadhan yang mulia, malah mereka sanggup mengikat perut menahan dahaga, berperang di tengah-tengah padang pasir yang panas sengsara! Masha-Allah! Dan kalian mahu menabur simpati pada diriku ini? Lupakan! Hari itu, aku bertekad, apatah lagi ummi (Oh ya! Abbi juga syahid, hanya beberapa minggu selepas pemergian Ar-Rantisi. Aku begitu bangga dengannya! ALHAMDULILLAH!) sendiri memberikan aku kata-kata semangat pembakar jiwa untuk turut serta dalam peperangan suci ini. Hari itu, genap usia aku 13 tahun, sudah cukup besar untuk aku menggalas tanggungjawab sebagai pendukung agama. Hari itu juga, 1400 tahun yang lalu, kota Mekah dibebaskan oleh umat Islam daripada cengkaman kufar dan musyrik. Bukankah ini suatu petanda yang baik? Adakah ini suatu isyarat dari langit bahawa Al-Aqsa akan menjadi milik kami semula?? Apabila memikirkan hal itu berkali-kali, aku menjadi lebih bertenaga, berkobar-kobar semangat di hati. Akan ku bebaskan Baitulmuqaddis! Akan ku tawan semula al-Aqsa, kan ku bersihkannya daripada kekotoran tangan dan kaki Zionis durjana, akan ku imarahkannya dengan alunan merdu Kitabul Mubin... Ah, air mataku menitis laju, memikirkan betapa indahnya, betapa puasnya, betapa seronoknya apabila aku dapat menjejakkan kakiku ke dalam rumah Allah itu. Ya Rabbi, jemputlah aku ke rumahmu itu. Ya rabbi, izinkan aku sujud menyembah syukur kepadaMU di dalam mahligaiMU itu. Ya Rabbi, aku rindukan al-AqsaMu...

Ya ayyuhal Muslimun,
Entah mengapa, entah bagaimana kekuatan yang ada pada kami cukup luar biasa hebatnya. Jumlah bala tentera kami tidaklah seramai mana dan kelengkapan senjata kami hanyalah sedikit cuma. Namun pada hari itu, aku sendiri menjadi saksi, betapa begitu ramai askar Yahudi lari lintang-pukang meninggalkan medan pertempuran. Begitu banyak kereta-kereta kebal dan perisai mereka yang kami musnahkan. Dan sejumlah helikopter mereka turut serta menyembah bumi kami letupkan. La hawla wala quwwata illa billahil a'liyyil adzim... Allahu akbar! Allahu akbar! ALLAHU AKBAR! Namun segala-galanya sudah tercatat di Lauhul Mahfuz. Walaupun semangat kami tidak mungkin dilunturkan bagai singa yang kelaparan, hari itu Allahu Subhanahu wa Ta'ala tidak mengizinkan kemenangan. Walaupun kami berazam untuk menawan semula hak kami, namun Allah itu Maha Mengetahui. Walaupun kami yakin Palestin akan pulang semula ke pangkuan kami, namun qada' dan qadar Allah itu merupakan suatu ketetapan yang wajib dihormati. Israel membuat serangan balas secara besar-besaran. Ditambah jumlah tentera dan kereta kebal, senjata dan jet pejuang. Kami terpaksa berundur. Ramai juga di kalangan kami yang syahid, gugur sebagai pahlawan. Mana mungkin aku lupa tarikh keramat itu; 10 Ramadhan 1425 Hijriah. Kemenangan hampir sahaja digenggam tangan, namun kami terpaksa akur dan redha akan kekalahan. Aku sangat gembira pada hari itu, kerana akhirnya aku pulang, bukan ke pangkuan Ummiku, tetapi pulang menghadap Tuhan, di bulan Ramadhan...

Ya ayyuhal Muslimun,
Sampai sini dahulu suratku ini. Aku terpanggil untuk mewarkahkan rasa hatiku, merungkaikan jiwa sanubariku, apabila melihat keadaan umat Islam kini yang seolah-olah lupa tentang nasib kami anak-anak Palestin. Malah, ketika mana surat ini ditulis, umat Islam terus bersengketa, berbunuh sesama mereka tanpa menyedari kuffar sedang bertepuk tangan bergembira. Andainya umat Islam bersatu, andainya umat Islam berpadu tenaga, andainya umat Islam menjadikan jihad selaku senjata utama, nescaya musyrik-musyrik itu tidak mampu lagi tersenyum bangga. Nescaya Islam akan dihormati dan dipegangi oleh seluruh umat dunia.

"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, fasabbih. Fassabih. FASABBIH! Dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan daripadaNya. Sesungguhnya Dia Maha penerima taubat."

Insha-Allah, aku yakin hari itu akan tiba. Aku yakin pada kalian, wahai saudara seIslamku. Ayuh! Pancangkan kibar Islam! Tegakkan agama Allah itu! Serulah kepada manusia akan hak mereka! Aku tidak dapat bersama-sama kalian apabila tibanya hari kemenangan buat Islam, namun akan ku doakan saat itu tiba sepantas masa. Akan ku doakan semoga Allah dan para MalaikatNya sentiasa mendampingi kalian. Dan akan ku doakan kalian dikurniakan kemenangan yang abadi dan hakiki. Tebuslah semula Palestin! Tuntutlah semula Baitulmuqaddis! Tawanlah semula al-Aqsa tercinta! Aku yakin, dan akan ku tunggu...

Salam a'laikum warah matullah.

Yang benar dan ikhlas,
Ahmed Yassin
Alam Barzakh

-gabbana-

2 April 2008

a short journey

death is a true thing and really have we really ever hada chance to stop for a moment and think of it?
what if it catches us by surprise?
and the promise of Allah is even more true.
at a time when death is all around us, let us pray that He will not exclude us from death, lest we are left to face the great fitnahs of the world and Dajjal and to face the torment of the Kiamaat.
it is indeed a rushed life. one too short that actually you feel there is no need to feed your ego and logic, trying to justify your Deen. too brisk that you just feel like submitting everything just to the life in the hereafter, and wish that you do not have all of the infirmities and needs of a physical world. too hard that you feel like crying and asking the Grace of Allah that we can still have our longed and beloved Muhammad sallallahualaihiwasallam with us, close to us.
But really we are nothing but a group of slaves with so many hijabs covering our soul from the Haqq. and we know not what is good and bad for us.

I pray that Allah wills us to be Warithin of His mercy and worth.
And he will not leave us wondering like a lost group of al-An'am.

Related Posts with Thumbnails
"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mahupun harta mereka dengan memberikan syurga kepada mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh...

Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang Agung."

-At Taubah, 9:111

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP